Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Humoria +62 #1 "INDONESIA NEGARA DERMAWAN"

Kisah Web - Jika berbuat baik lalu ditunjukan di depan orang dengan tujuan untuk dakwah atau memancing orang lain agar ikut berbuat baik, maka perbuatan itu dibenarkan. 

Namun jika menunjukan kebaikan dengan niat untuk pamer, untuk menunjukan bahwa ia adalah dermawan, dan sombong atas kedermawanannya, maka itu salah. 

Tapi, kini muncul kebiasaan baru warga +62 saat sedang berbagi, yakni untuk kebutuhan konten. Supaya viral, supaya monetize dan supaya dapat endorse. Rasanya kalau yang seperti ini kurang tepat.

Kadang wajah si orang yang diberi itu diekspos, bisa jadi ia malu. Bisa jadi ia juga malah menyesal menerima sedekahan itu. Bolehkan kita menyebut ini bisnis kemanusian ? 

Sunan punya ceritanya

Kala itu Sunan berbincang dengan Pak Efendi sesaat sebelum nonton bola pertandingan timnas Indonesia di gardu komplek 62. 

Bung Efendi yang terkenal dengan julukan "lelaki gibah" bercerita soal kebiasaan Kang Roman (tetangga artis) yang suka bagi-bagi sembako.

"Kisah Web mempersembahkan Humor +62 Episode 1 INDONESIA NEGARA DERMAWAN"

Efendi: "Nan, kamu salut engga sih sama Kang Roman"

Sunan: "Apa sebab yang bisa membuatku salut. Dia biasa-biasa saja menurutku"

Efendi: "Kang Roman itu profesinya kan aktor. Selain tampan dia juga dermawan. Setiap jumat dia bagi bagi sembako ke gelandangan dan pemulung. Saya melihat itu di facebooknya, hastagnya #jumatberkah"

Sunan: "Dermawan ? Kan dia aktor"

Efendi: "Iya, betul. Dia aktor yang dermawan, gitu maksudku"

Sunan: "Iya, kan memang dia seorang aktor lho Pak Efendi"

Efendi: "Kamu kok gak nyambung - nyambung sih Nan ! Dia memang aktor dan dia punya sifat dermawan. Kan gak semua aktor punya sifat dermawan seperti dia"

Sunan: "Iya, betul. Memang tidak semua aktor itu dermawan, tapi sudah dapat dipastikan bahwa semua aktor itu pandai akting Pak

Udah Selesai, Gitu Aja Kok

Humor +62 adalah sebuah dialog kritik yang ditujukan untuk para penguasa dan juga netizen budiman. 

"Karena yang diatas sering salah, dan yang dibawah belum tentu selalu benar"

"Karena yang selalu memprotes belum tentu siap untuk memperbaiki"

"Sebab yang terlihat simpati belum tentu empati"

"Sebab yang terlihat peduli belum tentu mau beraksi"

"Sebab yang yang didepan tidak selalu berniat untuk memimpin"

"Sebab yang dibelakang kadang tak mau mensyukuri"

"Sebab yang berbagi belum tentu pakai hati"

"Sebab yang menemani setalah mati adalah amal"

Dialog mengandung hikmah yang bisa dijadikan bahan untuk muhasabah. Dalam cerita ini ada beberapa karakter. 

Sunan adalah pemuda miskin namun bijak, ia hidup  membaur dengan warga komplek +62 yang berisi aktivis, pejabat, seniman, olahragawan, aparat dan lainya. 

Salam :)

Posting Komentar untuk "Humoria +62 #1 "INDONESIA NEGARA DERMAWAN""