Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Kisah Jangan Putus Asa Dari Rahmat Allah

Kisah Web - Sebagai muslim, kita diperintahkan untuk tidak (jangan) berputus asa dari rahmat Allah. Sebab Allah amatlah maha pengasih lagi maha penyayang, sekalipun kita dalah seorang pendosa, Allah tetap akan mengampuni. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya selama yang berdosa itu bertobat dan kembali ke jalan yang lurus.

“Tatkala Allah menciptakan seluruh makhluk, Allah tuliskan di dalam kitab-Nya, yang kitab itu berada di sisi-Nya di atas Arsy, yang isinya adalah: Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan kemurkaan-Ku” (HR. Bukhari dan Muslim )

1. Mengenal Rahmat Allah

DR Habib Abdul Rahman Al-Habsy dalam Republika menerangkan bahwa  Kata Ar-Rahman disebut di dalam Alquran lebih 100 kali, dan kata Rahmat disebut sebanyak 114 kali. 

Masih melansir dari media yang sama, Habib Abdul Rahman menjelaskan beberapa pengertian Rahmat “Rahmat bisa berarti rahmatan lil’alamin, atau rahmat bagi seluruh alam, yakni kenabian. Arti lainnya, surga, nikmat, kemerdekaan, hujan dan lain-lain"

Rahmat Allah amatlah luas, namun kita tidak boleh merasa bahwa itu sinyal kemananan untuk kita. Sebab luasnya ampunan Allah tersebut adalah mutlak kuasa Allah, namun taubatnya manusia juga menjadi hal yang diutnggu Allah. Artinya bahwa dibalik luasnya rahmat Allah, kita juga harus "tau diri".

Fakta mengejutkan bahwa di dalam Alquran, jumlah lafazh Jamaliah lebih banyak dari pada lafazh Jaliyah. “Intinya adalah Allah lebih mendahulukan Rahmat-Nya, daripada azab atau siksaan-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang berdosa,” tutur Abdul Rahman. Sampai sini, semoga kita paham dan pandi ya.

2. Nabi Muhammad Diperintahkan Untuk Menyampaikan Luasnya Rahmat Allah

Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. Az Zumar: 53).

Melalui Surat Az Zumar ayat 53 ini,  Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar menyampaikan kepada umatnya bahwa Allah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang dan sangat luas rahmat dan kasih sayang-Nya terhadap hamba-Nya yang beriman, akan mengampuni segala dosa yang telah terlanjur mereka kerjakan seperti meninggalkan perintah-Nya atau mengerjakan larangan-Nya apabila benar-benar tobat dari kesalahan mereka.

Sobat, berikut ini kisah-kisah orang yang berputus asa dari rahmat Allah, dihimpun dari berbagai sumber dan hasil wawancara tim Kisah Web.

3. Alim, Nakal Hingga Disadarkan 

Hetia (24) tak pernah neko-neko selama ia remaja hingga beranjak dewasa. Ia nurut dengan kedua orang tuanya. Tak pernah ia membantah sedikitpun. 

Ahklak baik itu ia dapatkan dari nasihat kedua orang tuanya.Ia juga sangat menjaga jarak dengan lelaki lantaran wanti wanti dari kedua orang tua. "Jangan kamu pacaran ya, jaga dengan laki-laki. Kalau kamu udah suka dan saling menyukai, mending kamu nikah" pesan ibunya.

Hari dimana Hetia merasa pantas untuk izin menikah pun tiba. Ada lelaki yang suka padanya, dan Hetia juga memiliki rasa yang sama. 

Mereka sudah bertaaruf dan segera meminta izin pada orang tua masing-masing. Namun yang diterima Hetia amat memilukan. Ia justru dilarang oleh kedua orang tuanya lantaran disuruh untuk berkarir terlebih dahulu.

"Masih muda kok nikah, nagapin sih. Mau buru apa kamu. Kejar karir dulu, kamu kan udah dikualiahin mama sama ayah. Coba berfikir lurus" ucap ibu Hetia.

Mendengar itu, Hetia amat terpukul. Dulu orang tua pernaha menganjurkan untuk ia menikah ketika sudah menemukan waktu yang pas, namun kini dilarang hanya alasan karir. 

Hal itu membuat Hetia kecewa, terhadap orang tua dan juga agama. "Apakah semua ini hanya tipuan saja, apakah yang ku lakukan selama ini hanya formalitas saja" keluh Hetia. 

Pikiran Hetia campur aduk, ia pun akhirnya menceritakan kepada pasangan taarufnya. Pria itu pun akhirnya memutuskan untuk menikah dengan orang lain. 

Hetia pun terpukul, sedih hingga ia depresi. Dari sinilah ia mulai tidak beribadah, ia tidak percaya lagi dengan orang tua dan agama. Bahkan Hetia pun melawan orang tuanya.

"Dan, kalian munafik. Mana kata-kata manis kalian yang bilang kalau saya boleh nikah pas sudah dewasa. Kalian ini sama saja dengan orang yang tidak beragama" caci Hetia yang mulai menjadi "monster"

Hetia mulai menjadi gadis nakal, ia keluar malam dan mencoba hal-hal yang mungkar. Hingga ia pun nyaman di lingkungan hitam. Bahkan Hetia tak lagi tinggal dirumah, ia memilih untuk ngekos di dekat kantornya. Singkat cerita akhirnya ia berbada dua. 

Orang tua kaget, terpukul lantaran hal ini. Mereka pun memarahi habis-habisan Hetia. Namun Hetia jsutru berkata "SAYA BEGINI KARENA KAMU !!!!! KARENA MAMA DAN PAPA !!!" Hetia menikah tanpa izin orang tuanya, ia memilih hidup dengan suaminya. 

Baginya saat ini lebih bahagia daripada tinggal bersama orang tua uyang munafik itu. Bahkan, saat kedua orang tua meninggal, Hetia tak sama sekali datang atau sedih. "Biarkan mereka menanggung dosa-dosa mereka, saya akan selalau berdoa. Agar mereka disiksa di neraka" ucap Hetia.

Di ujung usia, Hetia pun mendapat hidayah kembali. Ia mendapat sebuah peringatan, hingga hatinya yang membantu kembali lembut. Hingga membuat ia tersadar untuk memperbaiki diri. Namun ia tahu benar atas dosa besar yang pernah ia perbuat. 

Ia pergi umroh bersama suami, disana ia bertemu seorang wanita tua yang menasihatinya untuk bertaubat. "Nak, hidup itu adalah perjalanan, setiap perjalanan adalah pelajaran. Jika dulu kamu kotor, kenapa sekarang kamu tidak berusaha membersihkan kotoran itu. Bukankah waktu sekarang ini adalah anugerah. Allah itu amat luas ampunannya, allah selalu membuka lebar pintu ampunan untuk hambanya" tutur nenek yang tak ia kenal itu

Kejadian itu membuat Hetia hijrah, ia pun kemudian bertabuat. Bersimpih dihadapan kakbah. "Ya allah, dulu hamba amat bodoh. Amat berputus asa karena dunia, ya Allah semoga di sisa umurku, engkau bisa mengampuniku" doanya.

4. Membuat Orang Lain Putus Asa Dari Rahmat Allah

Terdapat suatu kisah mengenai orang alim yang menakut nakuti orang lain. Ia ahli ibadah, namun kelakuanya amat tercela. Yakni membuat orang disekitarnya merasa putus asa dari rahmat Allah. Kisah ini diceritakan oleh Sayidina Umar. 

Sayidina Umar  berceriya, “Dari umat terdahulu terdapat seseorang yang ahli ibadah, dia sangat ketat terhadap dirinya sendiri dalam melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Namun pada saat yang sama, dia juga membuat orang lain putus asa dari rahmat Allah.”

Sayidina Umar melanjutkan, “Kemudian dia mati dan bertanya kepada Allah, ‘Tuhanku, dimana tempatku?.’ Allah menjawab, “Tempatmu di neraka.” Kemudian dia bertanya, “Bagaimana dengan pahala ibadahku dan kesungguhanku dalam melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Mu?.”

Allah lantas menjawab, “Kamu telah membuat orang lain putus asa dari rahmat-Ku di dunia, dan sekarang Aku memutus rahmat-Ku darimu.”

5. Mengolok Olok Waria

Sudin adalah pemuda yang merupakan salah anggota organisasi (tak perlu disebutkan namanya, dan tak perlu dicari tau ya). Ia sering mengikuti aksi pembubaran pengajian dan juga aksi sweping. Ia amat fanatik. Ia merasa berada di jalan Allah, sehingga memunculkan arogansi berlebih.

Suatu saat ia bertemu dengan waria, ia pun menghardik, dan berkata kasar. "Hei kamu waria, kamu ini buat apa hidup. Dosa mu besar, bahkan kamu itu tidak akan diampuni sampai 7 keturunan. Kamu pasti masuk neraka" cacinya.

Kelakuan Sudin itu direkam dan diketahui oleh ketua organisasi. Ia pun dipanggil dan diberi peringatan keras. "Apa yang kamu ucapkan kepada waria itu akan membawamu pada celaka, kamu tidak boleh membuat orang lain berputus asa terhadap rahmat Allah. Cari Waria itu dan minta maaf" ujar salah seroang pimpinan.

Sang pimpinan pun turun tangan, ia mencari si Waria. Bertemulah ia dan bertapa pada si Waria. "Saya minta maaf atas kelakukan anggota saya, sungguh apa yang dikatakanya tidak benar. Dan ketahuliha bahwa rahmat Allah itu amat luas, bahkan lebih luas dari murkanya. Sekali lagi maaf" ucap pimpinan yang juga ustad tersebut.

Sobat, deretan kisah jangan putus asa dari rahmat Allah SWT ini semoga bisa kita jadikan pelajaran. Seberapa besar dan banyak kesalaan atau dosan yang kita perbuat, ampunan dan rahmat Allah masih lebih besar dan lebih banyak lagi. Kuncinya adalah bersungguh - sungguh dalam meminta ampunan dan bertabuat kepadanya. Salam 

Posting Komentar untuk "5 Kisah Jangan Putus Asa Dari Rahmat Allah"