Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dongen Anak: Kisah Burung Elang dan Pipit, Ternyata Dia yang Kalah

Kisah Web - Meskipun kecil dan tidak memiliki kekuatan besar, nyatanya burung pipit punya manfaat lebih besar daripada Elang. Elang pun kemudian menyingkir, kesombaongan elang yang disaksikan oleh banyak binatang pada waktu membuatnya malu dan tertunduk.

Dikisahkan ada seekor elang yang hendak memangsa keluarga Burung Pipit di sangkarnya. 2 ekor Pipit dewasa dan 2 ekor yang masih anakan hendak menjadi santapan lezat seekor Elang Ganas yang terkenal dengan kesombongannya. Wajar, elang itu sangat kuat.

"Hari ini aku akan kenyang, kusantap kawanan pipit tak berguna ini hahahahahaha" Ucap Elang dengan sombong di hadapan burung pipit yang melindungi anak-anak nya yang baru menetas itu.

"Wahai burung elang gagah perkasa yang terhormat, tak apa engkau menyantap kami. Sudah jadi nasibnya bahwa golongan kami adalah makanan golongan kalian. Tapi perkataanmu bahwa kami tidak berguna itu tidaklah kami sukai. Engkaulah yang tidak berguna" Jawab Pipit

"Hahahah, apa guna kalian burung kecil. Kalian kalian kalian juga tidak berguna, guna kalian hanyalah sebagai santapan golongan kami. Hahahahahahaha" Ucap elang dengan sombong sambil menunjuk seluruh burung yang ada di sekitar.

Mendengar perkataan elang yang sombong itu, semua burung terlihat marah. Mereka geram dan seakan ingin menunjukan perlawanan. Namun mereka tak berdaya karena yang dihadapi adalah pemangsa.

"Akan aku buktikan bahwa golongan kami berguna, bahkan kami sangat berguna bagimu, bukan hanya sekedar untuk mengisi perutmu" ucap pipit

"Baiklah, sebutkan kegunaan kalian padaku. Jika kegunaan itu benar, maka aku berjanji tidak akan menyantap kalian hari ini. Aku juga berjanji tidak akan berburu di wilayah ini" Tantang elang.

"Baiklah, tapi aku mau ada saksi. Aku minta tidak hanya kawanan burung saja yang mendengarku. Aku mau si raja hutan Singa, kerbau dan tupai bijak serta hewan lainya menjadi saksi dan juga. Maka, kau harus mengumpulkan mereka" Tantang balik pipit

"Baiklah, aku akan undang mereka untuk kesini, menyaksikan aku menyantap burung-burung bodoh seperti kalian" jawab Elang

Beberapa saaat kemudian Elang datang dengan beberapa temanya. Tak lama binatang penghuni hutan lainya pun datang termasuk singa dan juga harimau yang merajai kawasan ini. 

Buaya, ular, ayam hutan, banteng, tapir juga turut datang. "Hei pipit bodoh, aku sudah datang bersama para saksi yang akan mendengarkan perkataan kosongmu" ucap elang.

"Baiklah akan aku sampaikan, aku mewakili golonganku yang selama ini dinaggap tidak berguna. Dianggap binatang kecil yang hanya sebagai santapan para pemangsa seperti Elang ini" buka elang dihadapan ramai binatang

"Kamu hanyalah pemakan biji, tapi apakah kalian sadar bahwa biji yang kami makan tidak hanya masuk kedalam perut dan menjadi kotoran saja. Biji yang kami makan tetap utuh saat jadi kotoran, kemudian kami sebarkan dimanapun kami menjelajah. Biji itu kemudian timbuh, menhijuakan hutan. Pohon itu menjadi pelindung kalian, tempat kalian tidur dan bahkan buahnya juga pernah kalian makan" Tutur panjang Pipit

"Wahai tuan gajah, kau selalu berkeliling hutan. Apakah di daerah utara dulunya ada buah delima ?" tanya pipit pada gajah

"Tidak ada, baru setelah dewasa ini aku melihat pohonya. Buah delima ada di bagian selatan rimba ini" jawab Gajah

"Ketahuilah bahwa kami yang membawa biji manggis dari selatan, kemudian mangis itu kami bawa juga ke bagian barat. Dekat dengan wilayah Tuan Tapir, apakah benar ada tuan tapir, dan sejak kapan ?"

"Baru-baru inilah aku melihat pohon delima wahai Pipit" Jawab Tapir

"Kami setiap hari menabar biji melalui kotoran kami, dari timur ke barat dan dari selatan ke utara. Kami lakukan itu sejak nenek dulu, dan nenek moyang kami pun melakukan itu. Apakah itu tidak berguna !! Silahkan dijawab wahai warga hutan ?"

Semua binatang pun menganggukan kepala, menandakan setuju kepada pipit bahwa mereka adalah burung yang berguna bagi hutan dan binatang hutan. 

Elang yang mendengar penjelasan itu pun terdiam, tertunduk dan merasa kalah. Ia tak jadi memangsa keluarga pipit tersebut.

Demikian dongeng kisah burung elang dan piput. Dongen anak Kisah Web merupakan karya orisinil dari tim Q Media dan kiriman pembaca. Bagi sobat yang ingin berkonstribusi untuk mengirimkan cerpen atau dongeng, bisa melalui KONTAK KAMI. Dapatkan benefit menarik untuk setiap pengiriman naskah. Mari berkonstribusi dalam menyebar pesan kebaikan. Salam 

Posting Komentar untuk "Dongen Anak: Kisah Burung Elang dan Pipit, Ternyata Dia yang Kalah"