Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rumahku Nerakaku

KisahWeb - Sejatinya rumah adalah surga bagi para penghuninya, namun ada banyak rumah yang justru menyeramkan, bahkan seolah seperti neraka. Bukan rumahku surgaku, kadang rumahku adalah nerakaku. 

Rumah merupakan hunian untuk berlindung, melindungi diri dari berbagai ancaman dan gangguan. Sebab di sekitar kita banyak sekali ganggaun, baik itu dari manusia atau dari alam.

Ada manusia jahat seperti maling, rampok yang bisa mengancam. Alam pun bisa memuntahkan petir, guruh, angin dan bencana lainnya. Oleh sebab itu "papan" dituliskan sebagai kebutuhan primer. 

Rumah yang nyaman akan membuat betah penghuninya. Disinilah ruang paling luas, sebab dari dalam rumah, seseorang bisa melihat banyak hal. Dari dalam rumah, seseorang bisa merangkai dan menwujudkan impian. Bukan justru "dikerdilkan" didalam rumah. 

Bac Juga: Istri Jamaah Tabligh

Namun kenyataannya, tidak semua rumah itu menyenangkan. Ada salah satu hal yang mebuat rumah menjadi tidak asik, ialah konflik. Gesekan membuat konflik yang berujung pada ketidakharmonisan di dalam rumah.

1. Saling Tidak Percaya

Rasa kepercayaan yang hilang antar penghuni rumah atau keluarga dapat menyiksa mereka. Sebab dalam rasa ketidakpercayaan itu ada kecemasan. Cemas akan dobohongi, ditipu atau bahkan cemas dengan kejahatan anggota keluarganya.

Rasa tidak percaya ini tentu ada sebabnya, misal karena salah satu anggota keluarga punya sifat buruk menipu atau lainnya. Tidak sedikit juga lho ada musuh didalam selimut.

2. Saling Egois

Dalam eumah ada banyak kepala, meski kepala rumah tanggamya satu, namun egoistis di masing-masing kepala akan tetap ada. Misal egois dalam makanan, si anak tidak suka sarapan nasi goreng, namun si ayah mewajibkan sarapan nasi goreng.

Hal semacam ini memang perkara kecil, namun bisa menyulut konflik besar jika tidak saling melepas ego. Kedewasaan sikap adalah solusinya, namun egois kerap menggerus sikap kedewasaan itu. 

3. Saling Menyalahkan

Ketika ada masalah sebaiknya diseleisaikan, bukan malah dipermasalahkan. Mental seperti ini adalah mental pecundang. Seharusnya saling menyadari bahwa salah bagi manusia sesungguhnya merupakan hal biasa. Bersih dari dosa bukanlah sifat manusia. 

Mengaku salah bukanlah hina, dan memberikan maaf tidaklah rugi. Kita harusnya mengedepankan kebenaran ketimbang pembenaran. 

4. Kasar

Tidak sedikit kasus kekerasan dalam rumah tangga. Suami mengkasari istri, ayah menghajar anak dan sebagainnya. Hal seperti ini bahkan kerap diberitakan di media. Padahal sejatinya rumah adalah tempat berlindung, namun kenapa justru menjadi tempat untuk menyakiti ?

Orang tua membentak anak, sehingga hati anaknya terluka. Anak membantah orang tua, hinga anak durhaka dan lain sebagainya. Mengapa harus begitu, mengapa harus menyakiti keluarga ? Bukankah keluarga adalah darah daging. 

Dan mengapa rumah justru menjadi tempat yang menyeramkan. Menjadi tempat melepaskan emosi dan amarah. Mengapa membuat rumah seperti neraka ?

Saat orang lain menjadikan rumahnya sebagai tempat untuk berlindung, namun ada sebagian orang yang takut masuk kedalam rumahnya.

Ada anak yang takut pulang, ada istri yang takut dengan kedatangan suaminya, ada suami yang takut meninggalkan rumahnya dan sebagainya. Mengapa ? Bukankah rumahku adalah surgaku, lalu mengapa kau jadikan rumahmu sebagai nerakamu ? Renungkanlah ?

Sumber gambar: Muslimah News Id

Sanggupkah untuk tidak menjadikan rumah sebagai neraka ? 

Posting Komentar untuk "Rumahku Nerakaku"