Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tentang Istri Jamaah Tabligh

KisahWeb- Assalamualaikum, kali ini pembahasan sedikit sensitif mengenai Istri Jamaah Tabligh, bukan bermaksud untuk menyinggung atau memprovokasi atau niat buruk lainnya. Ini hanya sebatas sudut pandang dari riset literatur yang kemudian diutarakan, semoga dapat diterima. Amin.

Kita tidak bisa memungkiri bahwa banyak anggapan miring mengenai jamaah tabligh yang meninggalkan istrinya saat berdakwah. Tuduhan menelantarkan sering dilontarkan kepada mereka, padahal belum tentu yang terjadi adalah penelantaran. 

Ustadz Abdul Somad pernah mengomentari jamaah tabligh saat ia mendatangi pengajian jamaah tabligh di Pekanbaru Riau, ia juga mengatakan tentang pengorbanan besar jamaah tabligh. 

"Mereka berkorban harta, waktu, dan diri mereka untuk memakmurkan masjid-masjid dan mengajak umat Islam di seluruh dunia untuk memakmurkan masjid. Betapa besar rasa cinta mereka kepada umat Nabi Muhammad. Sangat mulia pekerjaan mereka," tulis UAS dalam akun instagramnya dilansir dari media islam gomuslim.

Baca Juga: Semangat Menuntut Ilmu

Mari mengenal lebih jauh mengenai jamaah Tabligh atau disebut juga Jaulah;

1. Mengenal Khuruj Jamaah Tabligh

Bagi yang belum mengetahui lebih dalam mengenai apa yang dilakuakan oleh jamaah tabligh, yang mereka lakukan adalah Khuruj. Khuruj adalah meluangkan waktu untuk berdakwah secara total.

Biasanya dilakukan dari rumah ke rumah dan dari masjid ke masjid dengan berjalan kaki dan dipimpin oleh seorang Amir (pimpinan halaqah). Orang yang khuruj tidak boleh meninggalkan masjid,  tanpa seizin Amir khuruj.

Berdakwah dengan cara khuruj  bisa dilakukan minimal selama empat bulan dalam seumur hidup ataupun 40 hari setiap tahun. Namun, bagi para anggota yang terikat dengan jam kantor, khuruj  cukup dilakukan selama tiga hari setiap bulannya. 

Karena metode dakwah inilah jamaah tabligh meninggalkan istrinya selama beberapa waktu. 

2. Istri Jamaah Tabligh

Gosip tentang istri yang ditinggalkan oleh jamaah tabligh memang sudah sontar terdengar. Seringkali orang beranggapan bahwa istri jamaah tabligh ditelantarkan. Opini, pendapat dan atau tuduhan itu sering terjadi di kalangan masyarakat. Ada yang katanya melihat langsung penelantaran, ada pula yang hanya beranggapan saja. Atau, bahkan hanya sekedar dugaan.

Pendapat Buya Yahya saat ditanya mengenai istri jamaah tabligh yang ditinggalkan sebagai berikut, "Kalau ada orang jamaah Tabligh yang pergi dakwah namun tidak memberi nafkah istrinya, itu yang akan marah adalah Syekh Ilyas" ucap Buya.

"Ia adalah pendiri jamaah tabligh, ia akan mentung jamaah yang seperti itu. Ndak boleh itu, harom. Kewajiban seorang suami adalah memberi nafkah kepada istri" tegasnya menjawab pertanyaan tentang istri jamaah tabligh yang ditinggal dakwah.

Artinya bahwa tidak dibenarkan seorang suami yang tidak menafkahi istrinya, walaupun kepentingannya untuk dakwah. "Bahkan ketika istri takut dirumah sendiri pun, seorang laki-laki tidak wajib solat jamaah di masjid. Ia lebih baik menemani istrinya di rumah" tutur Buya Yahya dalam ceramah yang ditayangkan di kanal youtube resminya Al-Bahjah TV. 

Dari sini, kita bisa mengambil kesimpulan tentang istri jamaah tabligh, jika ia ditinggal tanpa nafkah maka suaminya berdosa. Sebab sang suami telah ingkar terhadap kewajibannya. 

Bagaimana jika saya seorang istri jamaah tabligh dan saya ditinggalkan dakwah? Ada baiknya jika anda bermusyawarah, ambillah jalan terbaik. Sebab berjuang dalam rumah tangga adalah jihad. Jadikan rumah tangga itu media kita untuk mendapatkan pahala sebanyak mungkin.

3. Bahaya Mengkafirkan Sesama Muslim

Karena dakwah jamaah tabligh yang tidak biasa, banyak kelompok lain yang menghujat. Bahkan mengkafirkan. Hal seperti ini sebenarnya tidak baik. 

Mencela sesama kaum muslimin secara umum termasuk dalam perbuatan dosa besar. Diriwayatkan dari sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Mencela seorang muslim adalah kefasikan dan memeranginya adalah kekufuran.” (HR. Bukhari no. 48 dan Muslim no. 64)

Baca Juga: Sejarah Hadits Palsu

Kita juga tidak baik jika menilai sesuatu hanya dari kemampuan dan sudut pandang kita yang terbatas. Sebab ilmu itu sangat luas, pengetahuan kitalah yang sempit. 

Jika dirasa ada yang salah, maka ada baiknya kita bertabayyun, mencari tau dengan detail dan mendalam. Sebab sebagian prasangka adalah dosa. Apalagi jamaah Tabligh adalah saudara sesama muslim. Merangkul sesama muslim adalah hal yang baik. 

Sobat, deretan penjelasan mengenai jamaah tabligh ini semoga bisa memberi benang merah untuk Anda. Semoga juga bisa menjawab pertanyaan mengenai Istri Jamaah Tabligh yang dianggap sering ditelantarkan. 

Sobat, perbuatan (suka) menuduh sesama muslim dengan tuduhan yang buruk adalah perkara yang tidak baik. Apalagi jika yang terlontar adalah tuduhan dari prasangka. Wallahualam Bissawab. Salam. Wassalamualaikum. :)

Posting Komentar untuk "Tentang Istri Jamaah Tabligh "