Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Sifat Amanah Dalam Jual Beli

Kisah Web - Ada banyak cerita atau kisah seorang yang memiliki sifat amanah dalam jual beli. Salah satunya adalah Nabi Muhammad SAW. Beliau teramat amanah saat melakukan perniagaan, dan patut menjadi teladan umat.

Dari Abdullah Bin RA bahwa Rasuluillah SAW bersabda: 

“Seorang pedagang muslim yang jujur dan amanah (terpercaya) akan (dikumpulkan) bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan orang-orang yang mati syahid pada hari kiamat (nanti)” - HR Ibnu Majah -  

Secara deskripsi, pengertian jual beli amanah adalah jual beli yang dibangun atas prinsip saling percaya dan amanah antara kedua belah pihak. Sifat amanah adalah sifat mulia berupa kejujuran yang dimiliki seseorang.

Secara teori, jual beli amanah terbagi menjadi beberapa jenis yakni Jual beli wafa’ (memenuhi janji), jual beli Murabahah (kesepakatan untung), jual beli Tauliyah (kewewenangan), jual beli wadhi`ah (harga jual lebih rendah daripada harga beli) dan jual beli mustarsal ( memaksa). Penjelasan selengkpanya bisa dibaca pada link " Macam macam jual beli amanah " 

Memiliki sifat amanah dalam berdagang mendekatkan diri pada keberkahan hidup. Sifat amanah adalah bukti keimanan seseorang. Berikut ini adalah kisah sifat amanah dalam jual beli:

1. Sifat Amanah Rasulullah SAW

Teladan umat muslim, teladan dalam beribadah dan juga dalam perniagaan. Sebelum fokus dengan tugas kenabianya, Nabi Muhammad Muda dikenal sebagai pedagang dan pembisnis yang amanah.

Rasulullah dikenal sebagai saudagar ulung dengan kejujuran, kemuliaan dan amanahnya dalam berniaga sehingga beliau mendapat gelar al-Amin (yang terpercaya). 

2. Penjual Burung 

Dikisahkan ada seorang penjual burung kacer di sebuah desa di Sumatera. Ia menjual burung kacer seharga 1 juta 500 ribu pada guru sekolahnya. Guru tersebut bersedia membayar seharga jutaan karena informasi umur burung kacer. Dikatakan bahwa umur burung kacernya sudah 4 tahun. 

"Deal ya Mat, besok bawa burungnya. Ini uangnya untuk kamu" ucap pembeli. "Asiap besok tak bawakan burungnya Pak. bonusnya sangkar dan juga anakan burung Patak untuk bapak" jawab Mamat.

Mamat adalah si penjual burung, namun burung yang dIjual tersebut bukanlah miliknya. Namun milik Iwan (teman sekolah). 

Keesokan harinya, Mamat dan Pak Nasir bertemu untuk memberikan burung nya. Namun Iwan mendengar percakapan berbau bohong dari Mamat. Mamat mengatakan burung tersebut berumur 4 tahun, padahal burung tersebut baru berumur 2 tahun.

"Ini burung sudah nyaring suaranya, sudah mantap. Wajarlah. Umur 4 tahun Pak. Silahkan" ujar Mamat di depan Iwan, sambil memberikan burung kacer pada Pak Nasir.

"Tunggu, maaf Mamat. Burung ini baru berusia 2 tahun. Sebelumnya kan sudah kuberi tahu padamu" ucap Iwan. "Waduh, yang bener yang mana nih. 4 tahun apa 2 tahun" 

Kemudian semua terungkap. Namun Pak Nasir tidak marah karena hal itu. Ia justru memberi acungan jempol pada Iwan. "Kamu pemuda jujur Iwan, meski dihadapan uang yang menguntungkanmu, engkau tidak tergoda. Baiklan, aku beli burung ini" ucap Nasir.

3. Pedagang Kambing Qurban 

Suatu saat hiduplah peternak kambing disebuah desa. Ia hidup dalam kemiskinan, namun ia amat dikenal karena kejujuran dan kerja kerasnya. Saking jujurnya, ia sering menjelaskan secara detail mengenai Kambing yang ia jual, tentang penyakit dan juga segala hal kekurangnya.

Pernah suatu saat ia mendapat ujian, ia harus menjual semua kambingnya lantaran istrinya sakit keras. Ia kemudian menawarkan pada seorang saudagar kaya. Ia juga bercerta tentang penyakit-penyakit pada kambingnya.

"Kambing ini amat gagah pak, saya mau beli semuanya. Saya yakin ini sehat semua. Bisa untuk dijual saat qurban nanti" ucap saudagar saat melihat kambing-kambing di kandangnya.

"Oh iya, badanya memang bagus. Kambing ini gagah, tapi ada beberapa yang terkena penyakit. Walau sudah sembuh, namun kadang ada yang kambuh" ucap jujur peternak kambing. "Penyakit apa memang pak" punkas si saudagar. 

"Jadi, kalau cuaca dingin mereka suka tidak mau makan, dan nanti mereka akan masuk angin. Jadi harus diobati dengan minum jamu jahe" tutur si peternak. "Baiklah, aku tetap jadi membeli kambing-kambing ini" jawab saudagar. 

"Nanti setelah kubeli, kau akan tetap megurus kambing-kambing ini. Sebagai upahnya, kuberi kau uang per hari. Jumlah kambing ini ada 9, 7 hak ku dan 2 kuberikan padamu atas kejujuanmu itu" ucap saudagar yang terharu dengan kejujuran dan keamanahan sang peternak.

4. Orang yang Khianat Dalam Cara Pembayaran

Suatu ketika Pak Parman (nama samaran) membeli motor secara kredit seharga 10 juta di sebuah lesing, kemudian dia memberi tahu Pak Loman (Nama Samaran) bahwa motor tersebut hendak dijual seharga 10 juta, namun ia tidak memberitahu bahwa motor sedang kredit. Hal ini disebut dengan khianat.

Dalam kasus semacam ini, B memiliki hak untuk memilih berdasarkan kesepakatan ulama. Dia berhak untuk melanjutkan dan menghentikan transaksi. 

Karena transaksi murabahah dibangun atas prinsip amanah. Sedangkan dalam transaksi ini, penjual tidak amanah. Pembeli telah menaruh kepercayaan, namun penjual tidak amanah. 

5. Timbangan

Mencari keuntungan lebih dengan cara mengubah timbangan adalah hal yang dilarang. Hal ini yang sangat dihindari oleh Dasru. Sudah 30 tahun ia berdagang di pasar, tak sekalipun ia pernah mengurahi dan menambahi timbangan daganganya. Ia pun selalu mencuci timbangan itu, ia tak mau debu sedikitpun menambah berata timbangannya. 

Sobat, itulah deretan Kisah Sifat Amanah Dalam Jual Beli yang bisa menjadi pelaran nntuk kita. Seoarang pebisnis kudu bisa dipercaya seperti yang telah dicontohkan Nabi Muhammad dalam memegang amanah. Salam. 

Posting Komentar untuk "Kisah Sifat Amanah Dalam Jual Beli"