Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Seekor Kucing Kecil dan Maknanya

KisahWeb - Dongeng kisah seekor kucing kecil yang berada diantara hewan hewan lain di sebuah kandang adalah contoh kisah hikmah tentang keunikan dan kemampuan diri. Bahwa tiap tiap individu punya hal lain yang bisa dioptimalkan.

Ya, ada banyak manusia di dunia ini. Mereka punya kemampuan berbeda-beda untuk bertahan hidup. Misal, ada orang yang pandai dalam berdagang, pandai memancing, pandai bertani dan lainya. Kita tidak perlu mengkopi paste orang lain, cukup optimalkan sesuai kebutuhan agar hidup ini menjadi lebih berguna.

Kebanyakan orang gagal itu karena tidak fokus, mereka justru mencari-cari apa yang mereka tidak kuasai karena tergiur orang lain. Misal, seorang ingin jadi youtuber karenaa ingin seperti Atta Halilintar, padahal tidak semua orang bernasib seperti Atta Halilintar.

Gambaranya ada pada kisah seekor kucing kecil berikut ini; 

 

Suatu hari, seekor anak kucing kecil nan mungil sedang berjalan-jalan di ladang pemiliknya. Ia pun menoleh kanan kiri, hingga sampalah ia ke dekat kandang kuda, dia mendengar binatang besar itu memanggilnya. 

Kata kuda itu : “Kamu pasti masih baru di sini, cepat atau lambat kamu akan mengetahui kalau pemilik ladang ini mencintai saya lebih dari binatang lainnya kerana saya mampu mengangkut banyak barang untuknya. Ya, saya amat berguna untuk mengankut barang. Saya kira binatang sekecil kamu (menunjuk kucing) tidak akan bernilai sama sekali baginya”, ujarnya dengan sinis dan congkak, menyombongkan diri. 

Mendengar cletupan panas itu, snak kucing yang kecil menundukkan kepalanya dan pergi. Lalu dia berjlan lagi dan mendengar seekor lembu di kandang sebelah berkata : “Saya adalah binatang yang paling terhormat di sini sebab tuan di sini membuat keju dan mentega dari susu saya. Kamu tentu tidak berguna bagi keluarga di sini”, dengan nada mencemooh dan bangga. 

Belum juga si kucing berjalan, ada suara lantang terdengar. Kali ini si Keledai yang melontarkan kata. “Hoi lembu! Kedudukanmu tidak lebih tinggi dari saya. Saya memberi mantel bulu kepada pemilik ladang ini. Saya memberi kehangatan kepada seluruh keluarga. Tapi kata-katamu mengenai anak kucing kecil itu, sememangnya kamu memang benar. Dia sama sekali tidak ada manfaatnya di sini.” sindir si keledai ke Kucing kecil.

Hampir semua binatang di ladang itu mengatakan kebiasaan mereka. Termasuk ayam yang bisa bertelur, bebek yang bertelur, domba dan kambing yang memberikan susu dan lain-lainya. Mereka pun sepakat mengatakan kalau si kucing kecil itu tak ada gunanya. Kucing kecil tak kan mampu memberikan sumbangsih apapun pada sang majikan. 

Ucapan itu membuat si kucing kecil merasa amat terpukul. Sambil berlari, ia pun berisak tangis mencari tempat sepi. Ia sedih lantaran omongan pedas semua binatang, kucing yatim piatu ini meratapi nasibnya dibawah pohon. 

Tak lama, ada seekor anjing tua di situ mendengar tangisan tersebut, lalu mendengar keluh kesah si anak kucing yang kecil mungil itu. Perlahan anjing tua mendekat hingga si kucing mengetahui keberadaan anjing. Kucing pun berkata. “Saya tidak dapat memberikan layanan kepada keluarga disini & sayalah hewan yang paling tidak berguna disini.”

Mendengar itu, anjing memberi tanggapan “Memang benar bahawa kamu terlalu kecil untuk menarik pedati, kamu tidak bisa memberikan telur, susu ataupun bulu. Tetapi bodoh sekali jika kamu menangisi sesuatu yang tidak bisa kamu lakukan. Kamu harus menggunakan kemampuan yang diberikan oleh Sang Pencipta untuk membawa kegembiraan dan kebahagiaan

Kalimat itu bak sinar pencerah bagi kucing. Nasihat yang bijak dan memberikan secercah harapan kepada kucing mungil itu. Kemudian bergegaslah si kucing mendekati rumah sang pemilik ladang. 

Kemudian pemilik ladang datang, malam itu ia nampak amat lelah. Wajah kusut sangat nampak diwajah yang kusam itu. Melihat itu, si anak kucing kecil pun berlari menghampiri sang taunnya. Dijilatlah kaki si tuan dan ia melompat ke pelukan tuannya. Sambil menjatuhkan diri ke tanah, pemilik ladang dan anak kucing yang kecil itu berguling-guling di rumput disertai tawa ria.

Akhirnya pemilik ladang itu memeluk dia erat-erat dan mengusap-usap kepalanya, serta berkata : “Meskipun saya pulang dalam keadaan letih, tapi rasanya semua jadi sinar dan indah bila kau menyambutku semesra ini.  Kamu sungguh yang paling berharga di antara semua binatang di ladang ini, kecil-kecil kamu telah mengerti artinya kasih.”

Peristiwa  itu disaksikan semua binatang di ladang. Dengan sinis mereka pun akhirnya melihat kegunaan si kucing, dan mereka mendengar pengakuan dari pemilik ladang tentang siapa yang paling berguna. Inilah yang kemudian menghentikan cemooh pada kucing.

Makna Dongeng Kisah Seekor Kucing Kecil 

Sobat, kisah ini memberikan makna yang tinggi. Pertama bahwa kita tidak boleh sedih atas apa yang memang bukan ditakdirkan untuk kita, sebab tidak semua kemampuan bisa kita miliki. Kedua adalah tentang apa yang bisa optimakan dari diri kita, Allah pasti memerikan keunikan dan kemampuan tersendiri pada kita, maka galilah dan optimalkan.

Ketiga adalah jangan sombong. Ya, jika kita merasa banyak bisa dan mampau melakukan beberapa hal, janganlah sombong. Sebab diatas langit masih ada langit. Sebeb kebiasaan kita adalah mutlak karena yang diatas. 

Dongeng kisah seekor kucing kecil memberikan makna tentng bagaimana kita memiliki keunikan dan kelebihan masing-masing. Bersamaan dengan itu, kita juga punya kelemahan. Namun untuk apa kita menagisi kelemahan itu, lebih baik kita mengoptimalkan kelebihan atau kemampuan kita.

Sumber Kisah Persatuan Mahasiswa Hadhari UiTM Puncak Perdana

Posting Komentar untuk "Kisah Seekor Kucing Kecil dan Maknanya"