Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

7 Hikmah Kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa yang Amat Penting

Kisah Gram - Cerita-cerita Nabi Khidir memang penuh akan misteri. Namun dibalik semua misteri yang tersaji, tugas kita adalah memetik hikmah dari kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa yang jelas termaktub di dalam Al Quran. Tepatnya surat Al-Kahf.

Adapun 3 peristiwa penting dalam kisah Nabi Khidir ialah Khidir membocorkan dan menenggelamkan perahu, membunuh seorang bocah dan membetulkan dinding rumah namun tidak meminta upah.

Hingga kini, silsilah dan info lain mengenai Nabi Khidir memang belum terungkap secara gamblang. Penyebabnya adalah tidak ada sumber soheh mengenai asal usul Nabi Khidir. Hingga kini keberadaan dan statusnya pun masih banyak perbedaan pendapat.

Beberapa ulama sepakat bahwa Nabi Khidir masih hidup, namun banyak pula ulama yang berpendapat dan meyakini bahwa Nabi Khidir telah meninggal dunia. Pendapat tersebut memiliki alasan-alasan sebagai akar pendapat. 

Dalam beberapa keyakinan, Nabi Khadir dapat abadi karena ia dianggap telah meminum air kehidupan. Versi lain mengatakan bahwa Allah menangguhkan ajal Nabi Khidir sebab kemuliaan dan kesolehanya. Versi lain mengatakan bahwa Nabi Khidir ditugaskan untuk membimbing para nabi, sehingga ia masih hidup dan ia menjadi Nabi pengembara. 

Ulama yang berpendapat bahwa Nabi Khidir sudah meninggal berpegang pada hadits dan dalil. Walau hadits dan dalil tersebut tidak langsung mengkisahkan Nabi Khidir, namun cukup untuk menegaskan kondisi secara umum.

Mereka menjelaskan bahwa jika Nabi Kjhidir itu seorang manusia, maka ia tidak akan kekal, karena hal itu bertolak belakang dengan dalil. "Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia pun sebelum kamu (Muhammad), maka jika kamu mati apakah mereka akan kekal?" (QS. Al-Anbiyaa': 34).

Ulama lainya Syekhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah ditanya tentang hal itu, maka ia menjawab, "Andaikata Al-Khidir masih hidup, tentulah ia wajib mendatangi Nabi SAW dan berjihad bersamanya, serta belajar darinya"

Namun untuk gelar atau status Nabi Khidir, mayoritas ulama sepakat bahwa Nabi Khidir adalah seorang Nabi atau utusan Allah. Landasanya adalah dalil "... dan bukanlah aku melakukannya menurut kemauanku sendiri..." (QS. Al-Kahfi: 82).

Terlepas dari beberapa hal yang membuat Nabi Khidir semakin seolah nabi yang misterius, berikut ini beberapa hikmah yang kudu kita petik dari Kisah Nabi Khidir di Al quran, tat kala beliau berjumpa dengan Nabi Musa As.

Hikmah Kisah Nabi Khidir dan Musa

Secara umum, dari kisah ini ada beberapa hikmah penting yang perlu kita pahami. Tentu kisah ini bukan hanya sebuah retorika sejarah, oleh sebab itu kita kudu mampu memetik kebaikan dan mengamalkanya. 

Pertama bahwa ilmu merupakan karunia Allah SWT, tidak ada seorang manusia pun yang boleh mengklaim bahwa dirinya lebih berilmu dibanding yang lainnya. Dalam keseharian, tentu kita akan mendapatkan ilmu-ilmu baru dari sekolah, kampus maupun lingkungan. Kita tidak boleh takabur atau sombong dengan ilmu kita. Sebab ilmu adalah mutlak dari Allah, adapun manusia hanya dianugerahi atau dipinjami saja.

Kedua adalah tentang kesabaran. Sebagai seseorang yang sedang dalam proses berusaha, janganlah kita terburu-buru. Dalam kisah ini, Nabi Musa sudah sepakat untuk tidak bertanya terhadap apa yang dilakukan Nabi Khidir. Namun Nabi Musa terburu-buru higga ia bertanya. Dalam proses belajar, kita tidak boleh terburu-buru membantah materi atau guru yang menyampaikan. Dengarkan, terima dan kemudian kaji. 

Ketiga adalah mengenai adab terhadap guru setiap murid harus memelihara adab dengan gurunya. Setiap murid harus bersedia mendengar penjelasan seorang guru dari awal hingga akhir sebelum nantinya dapat bertindak di luar perintah dari guru. Dalam islam, guru adalah salah satu yang dimuliakan. 

Keempat, diatas langit masih ada langit. Nabi musa sempat kilav dengan mengganggap dirinya paling pintar saat itu. Namun nyatanya Allah menunjukan bahwa ada juga orang lain yang pintar. Begitu juga saat di lingkungan kita. Masih ada yang lebi dari kita, dan yang lebih dari kita itu pun masih ada yang diatasnya. Dan seterusnya. 

Kelima, menepati janji.  Janji pada orang lain dan hendaknya itu ditepati, termasuk juga dalam menuntut ilmu atau belajar. Sebab janji adalah sebuah komitmen diri. Sebuah pengikat diri terhadap kesepakatan bersama. 

Keenam, tidak cepat mengambil kesimpulan atas apa yang dilihat dan tidak menghakimi. Hikmah ini seperti yang tercantum dalam ayat 68. Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?”

Ketujuh tawadhu’ (rendah hati). Inilah yang diajarkan Nabi Musa dalam kisah ini. Ia adalah seorang Nabi, memiliki umat dan juga sebagai orang yang dimuliakan disisi Allah. Ia juga dimuliakan umatnya. Namun Nabi Musa menunjukan kerendahan hati dengan kesediaanya belajar kepada Nabi Khidir. Bagi seorang muslim sikap tawadu amat mulia. 

Sobat itulah deretan hikmah kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir yang dapat dipetik. Setalah anda mengetahui hikmah-hikmanya, sekarang tugas anda adalah mengimplementasikan nilai-nilai kebaikan yang terkandung dalam kisah tersebut. Dan menjadikan kisah pertemuan Nabi Khidir dan Nabi Musa ini sebagai pembelajaran berharga. Salam

Posting Komentar untuk "7 Hikmah Kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa yang Amat Penting "