Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Ali Sepeninggal Fatimah Lengkap

KisahWeb - Apa yang terjadi kepada Ali sepeninggal Fatimah ? Dalam riwayat dituliskan bahwa ada beberapa wasiat Fatimah kepada Ali jika Fatimah meninggal, salah satunya adalah menikah lagi.

Salah satu kisah cinta islami yang paling romantis adalah kisah Ali dengan Fatimah. Mereka adalah dua manusia bertaqwa yang menjaga kesucian diri. Keduanya adalah dua insan yang dirindukan surga karena memiliki sifat dan akhlak yang baik.

Ali adalah sahabat pertama yang masuk islam, sedangkan Fatimah adalah putri bungsu kesayangan Rasulullah. Keduanya dinikahkan oleh Rasulullah dan menjadi teladan rumah tangga yang baik, berikut adalah beberapa kisah hikmah dari Ali dan Fatimah hingga maut memisahkan mereka.

Simbol Cinta Dalam Diam

Umat islam mengenal kisah cinta Ali dan Fatimah sebagai simbol cinta dalam diam dan kesucina cinta. Mereka berdua saling mencintai namun tak pernah mengungkapkan. Mereka memilih diam dan berdoa kepada Allah. Kemudian takdir pun mempersatukan mereka.

Mulanya Fatimah pernah hendak dilamar oleh Abu Bakar dan Umar, keduanya sahabat Nabi Muhammad SAW, namun ditolak secara halus oleh Rasulullah SAW. Sementara itu, Ali sempat sedih mendengar Fatimah dilamar, namun Ali tidak berani melamar Fatimah karena kemiskinannya. 

Kemudian suatu saat Ali datang ke rumah Rasul, Nabi menanyakan kepada Ali tentang kedatangannya "Apakah kau hendak melamar Fatimah ?" Menurut beberapa riwayat, Nabi Muhammad SAW mendorongnya dengan memberi bantuan sekadarnya untuk persiapan rumah tangga mereka. Singkat cerita, Ali dan Fatimah pun dinikahkan oleh Nabi.

Mas kawin pernikahan ini sebesar 500 dirham (10 gram emas), sebagian diperolehnya dengan menjual baju besi milik Ali. Nabi Muhammad SAW memilih Ali sebagai suami Fatimah karena ia adalah anggota keluarga yang sangat arif dan terpelajar, di samping merupakan orang pertama yang memeluk Islam.

Membangun Keluarga yang Sederhana

Setelah menikah, kehidupan rumah tangga Fatimah dan Ali sangatlah sederhana, bahkan sering juga kekurangan. Bahkan dikisahkan suatu ketika mereka pernah tidak memiliki makanan. Kemudian Fatimah pun bekerja menjahit pada seorang Yahudi. Setelah itu barulah mereka mendapatkan upah untuk membeli gandum.

Fatimah juga Beberapa kali harus menggadaikan barang-barang keperluan rumah tangga mereka untuk membeli makanan, sampai-sampai kerudung Fatimah pernah digadaikan kepada seorang Yahudi Madinah. Uang gadaiannya ini untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga mereka. Namun demikian, mereka tetap bahagia, lestari sebagai suami istri sampai akhir hayat.

Anak Ali dan Fatimah

Allah mengkarunia 4 anak pada Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az Zahra. 2 putra dan 2 putri, 2 putra yaitu Hasan dan Husain. Sedangkan yang putri yaitu Zainab dan Ummu Kultsum.  Sebenarnya ada satu lagi anak Fatimah Az Zahra bernama Muhsin, tetapi Muhsin meninggal dunia karena keguguran.

Fatimah Wafat Setelah Nabi Wafat

Dalam beberapa riwayat dikatakan bahwa Fatimah meninggal lantaran kesedihan mendalam akibat sang ayahanda tercinta meningal dunia. Salah satu gambaran mengenai duka Fatimah ini diceritakan Muzaffer Ozak dalam buku Irshad: Wisdom of a Sufi Master (1988).

Diriwayatkan dari Aisyah RA, "Fatimah wafat setelah enam bulan ayahnya, Rasulullah SAW, tepatnya pada hari Selasa bulan Ramadlan tahun 11 Hijriyah. Fatimah RA wafat dalam usia 28 tahun. Merasa ajal seudah dekat, dia membersihkan dirinya, memakai pakaian yang terbaik, memakai wewangian dibantu oleh iparnya, Asma bin Abi Thalib. Dia meninggal dengan satu pesan; hanya Ali, suaminya, yang boleh menyentuh tubuhnya"

Wasiat Fatimah Agar Ali Menikah Sepeninggalnya

Ada beberapa wasiat Fatimah sebelum ia wafat. Wasiat itu terkait penguburannya dan juga masa depan Ali sepeninggal Fatimah. “Ketika kau menguburku maka tutuplah seluruh tubuhku dengan baik. Saya tidak ingin siapa saja melihat bagian tubuhnya. Selain itu, kuburkanlah pada malam hari karena aku malu karena kelihatan banyak orang,” kata Fatimah 

Kemudian, permintaan lainnya adalah agar Ali menikah lagi, sehingga  Ali bisa meneruskan tugas terkait Islam dan mengasuh putra mereka dengan baik. 

Kemudian, Ali pun menikahi Umamah binti Abi al-'Ash. Umamah  adalah cucu Nabi Muhammad saw. Ibunya adalah Zainab sa putri Rasulullah saw dan Khadijah sa. Ayahnya bernama Abu al-'Ash bin Rabi'.

Dari pernikahan dengan Umamah, Ali dikarunia putra bernama Muhammad Ausath. Kemudian, Ali pun terluka parah dan mewasiatkan agar Umamah menikah dengan Mughirah bin Naufal setelah ia meninggal dunia. 

Ali diangkat menjadi khalifah keempat, ia memerinta selama sekitar 5 tahun. Masa pemerintahannya mewarisi kekacauan yang terjadi saat masa pemerintah Khalifah sebelumnya, Utsman bin Affan. 

Pada tanggal 19 Ramadan 40 Hijriyah, atau 27 Januari 661 Masehi, saat sholat di Masjid Agung Kufah, Ali diserang oleh seorang Khawarij bernama Abdurrahman bin Muljam. Dia terluka oleh pedang yang diracuni oleh Abdurrahman bin Muljam saat ia sedang bersujud ketika sholat subuh.

Sobat, itulah kisah Ali sepeninggal Fatimah. Semua wasiat Fatimah kepada Ali pun telah dijalankan. Termasuk untuk menikah lagi agar Ali bisa fokus mengemban tugas sebagai khalifah dan anak mereka terurus. Ali pun tercatat sebagai khalifah yang cerdas, jujur dan bertanggung jawab. 

Posting Komentar untuk "Kisah Ali Sepeninggal Fatimah Lengkap"