Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cerita Rakyat Malin Kundang, Si Anak Durhaka

KisahWeb - Cerita rakyat Malin Kundang adalah salah satu cerita rakyat yang paling populer ditanah air. Cerita yang berasal dari Sumatera Barat ini mengkisahkan seorang anak yang durhaka pada ibunya.

Julukan anak durhaka melekat pada maling kundang, begitu juga sebaliknya, malin kundang adalah simbol kedurhakaan seorang anak pada orang tuanya. Cerita rakyat telah diangkat dalam film layar lebar, juga telah populer di mana-mana.

Sebenarnya, ada beberapa cerita rakyat yang serupa dengan Malin Kundang seperti legenda batu menangis, Si Lancang dan Si Kantan. Namun cerita paling terkenal dan diingat adalah Cerita Malin Kundang.

Ringkasan Cerita Malin Kundang

Dikisahkan hiduplah sebuah keluarga yang miskin dan susah di kawasan pesisir Sumatera Barat. Keluarga ini terdiri dari seorang ayah, ibu dan anak. 

Karena kemiskinan dan susahnya hidup yang tak kunjung usai, sang ayah pun merantau ke negeri seberang. Tujuannya tentu untuk memperbaiki kondisi kehidupan. Supaya keluarga ini mentas dari kemiskinan.

Setahun berlalu, sang ayah tak kunjung pulang. Hingga si anak menjadi pemuda gagah, sang ayah tak juga menampakan batang hidungnya. Mungkin si ayah sudah lupa dengan keluarga ini, atau terkena musibah diluar sana.

Pemuda dan ibu tua ini pun tinggal berdua, mereka terus dibelenggu dengan kemiskinan. Hidup mereka masih susah, si pemuda harus banting tulang ekstra keras agar ia dan ibunya bisa makan.

Mulailah terlintas dalam benak pemuda bernama Malin Kundang ini untuk merantau. Ia pun mencari waktu yang tepat untuk meminta izin kepada sang ibu.

Akhirnya Malin Kundang meminta izin, dengan berat hati dan tangis Malin pun diizinkan oleh ibunya. Malin pun berjanji akan pulang ketika sudah sukses. Janji itu disaksikan ibu, Malin dan juga tuhan.

Bertahun-tahun berlalu, sang ibu hidup miskin dengan kesendirian dan rindunya tiap malam. Ia sangat rindu terhadap Malin yang tak pernah pulang atau mengirim kabar. 

Sementara itu, berkat kerja keras dan kegigihannya, Malin Kundang menjadi saudagar kaya. Ia pun menikahi gadis cantik di tanah rantau. Kondisi ini sangat berbalik dengan ibu yang ia tingalkan.

Kemudian Malin pun pulang ke kampung halaman, ia datang dengan pakaian kebesaran dan juga wanita cantik yang telah ia nikahi. Ibu yang mendengar kabar ini langsung datang ke pelabuhan. Ia sudah tak sabar dengan tabungan rindunya itu. 

Bergegaslah ibu tua renta ini ke pelabuhan, matanya berkaca-kaca melihat sang anak yang sudah gagah, kaya dan penuh kemewahan itu. Namun Malin Kundang terkejut melihat ibunya yang sangat tua dan terlihat keriput. Malin pun tak mengakui ibunya lagi, ia malu dengan kondisi ibunya yang sudah menua itu.

"Malin, Malin. Ini Ibumu nak, kenapa kau tak mengenal ibu lagi" teriak ibu dari kejauhan. "Bukan, bukan. Kau bukan ibuku, pergi sana" pungkas Malin.

Ibu pun sedih, ia kemudian berdoa kepada tuhan supaya anaknya itu menjadi batu. Singkat cerita, Malin Pun dikutuk menjadi batu. Ia membatu bersama perahu dan juga barang-barang yang ia bawa. 

Batu Malin Kundang

Lokasi dikutuknya Malin Kundang telah menjadi objek wisata. Pantai Air Manis atau Pantai Aia Manih dalam bahasa Minang adalah pantai yang terletak kurang lebih 10 km ke selatan dari pusat Kota Padang. Dipantai inilah kisah Malin Kundang itu terjadi.

Disana terdapat batu bersujud yang diyakini sebagai Malin Kundang. Disekitar batu Malin Kundang itu terdapat beberapa barang yang ikut menjadi batu.

Sumber foto: Rental Mobil Padang

Tempat ini pun ramai dikunjungi oleh wisatawan yang ingin berfoto atau sekadar menghilangkan penasaran. Wisatawan juga bisa menikmati pemandangan perbukitan yang berpadu dengan lautan disekitar pantai. 

Wajah Asli Malin Kundang ?

Banyak yang penasaran dengan kenampakan asli wajah Malin Kudang. Sebab sebagian meyakini bahwa ia adalah pemuda rupawan dengan wajah tampan dan badan tegap. Namun tidak ada dokumentasi atau arsip tentang ini.

Di Pantai, batu Malin Kundang pun bersujud, jadi mukanya tidak terlihat. Jadi hingga kini, wajahnya tetap misteri.

Pantun dan Quotes Tentang Malin Kundang

Banyak orang yang menyampaikan cerita ini melalui pantun, puisi dan quotes. Bahkan orang-orang yang kreatif juga membuat meme tentang Malin Kundang. Berikut adalah contohnya;

Jalan-jalan ke Kota Padang

Jangan lupa makan Rendang

Seorang ibu jangan suka kau tentang

Nanti kamu dikutik jadi Malin Kundang

Aku suka main sepakbola

Karena bisa nendang-nendang

Jadi anak janganlah durhaka

Nanti jadi batu kayak Malin Kundang

Semut suka makan gula

Tapi semut tidak tidak suka belalang

Berbaktilah pada orang tua

Dan jangan durhaka seperti Malin Kundang

Jadilah anak yang baik, jangan kurang ajar sebab kau bisa saja jadi batu seperti Malin Kundang

Jangan pernah memarahi orang tuamu hanya karena kau ingin menyenagkan orang lain, orang lain tidak pernah menghabiskan waktunya untuk mengurusmu sejak kecil

Jangan mau dengan menuanya orang tua, mereka menua karena membesarkanmu

Mereka begitu karena mereka membanting tulang, makanya menua, keriput dan renta

Hidup orang tuamu sudah untukmu, tapi hidupmu belum tentu untuk orang tuamu

Hikmah dan Nilai Cerita Malin Kundang

Hormatilah orang tua hingga kahir hayatnya, apapun keadaanya mereka adalah orang yang paling berjasa dalam hidupmu. Jangan sampai hanya karena fisiknya yang makin lapuk, kita meinggalkan mereka.

Janganlah harta dan kemewahan justru melalaikan, sehingga kita lupa pada kebenaran dan kewajiban. Seperti Malin yang jadi congkak karena harta bendanya. Kehidupan hanya sementara, apapun yang kita miliki hanyalah pinjaman dari Allah. 

Sobat, itulah ulasan mengenai cerita rakyat Malin Kundang yang dikutuk menjadi batu. Cerita legendaris ini sangat patut kita jadikan pelajaran hidup. Jangan sampai kita durhaka pada orang tua kita, sebab doa mereka amatlah didengar oleh Allah. 

Posting Komentar untuk "Cerita Rakyat Malin Kundang, Si Anak Durhaka"