Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Humoria +62 #2 MAHSYURNYA NEGERI ORANG

Kisah Web - Kadang kita suka berbicara tentang keadaan luar negeri yang mahsyur, lalu membandingkan dengan negeri kita yang karut marut. Padahal kita belum pernah menginjakan kaki keluar negeri, tapi kita sudah berani membicarakan isinya. 

Mulut dan mata kita terkdang sudah sampai lebih dulu ke negeri orang, walau sebenarnya kaki belum pernah berpijak disana. Perbincangan kita sudah tinggi, namun sebenaranya langkah kita disitu-situ aja. 

"Kisah Web mempersembahkan Humoria +62 Episode 2 Mahsyurnya Negeri Orang"

Pada suatu hari, Sunan ngobrol santai dengan warga komplek 62 di gardu siskamling. Pakde Mikun datang dengan wajah kesal. 

Pakde Mikun pun mengutarakan kekesalanya terhadap pemerintah kepada Sunan dan orang yang sedang nyantai di gardu.

Selama ini ia merasakan bahwa lalu lintas di Indonesisa sangat kacau, ia juga menyoroti sampah yang tidak terkelola dengan baik. Berbeda dengan negara tetangga yang menurutnya lebih baik dari tanah air.

"Negara bobrok, harusnya negara ini mencontoh Malaysia, Singapura dan Brunei dong" kata pakde Mikun.

"Memangnya apa yang perlu dicontoh negara ini dari ketiga negara itu Pakde ?" tanya Sunan.

"Disana lalu lintasnya rapih, jalanan bersih dan sampah pun dikelola dengan baik" tutur Pakde

"Emangnya negara kita engga seperti itu Pakde" tanya lagi Sunan

"Ya kamu kan sudah meihat sendiri negaramu ini. Jalanan macet, udara kotor. Sampah dimana-mana. Beda sama negara tentangga yang bersih. Pemerintah kita gak bisa ngatur nya"

"Iya pakde, saya sudah melihat negara kita. Oa memangnya Pakde sudah pernah main ke Malaysia, Singapura dan Brunei ?" cletup Sunan yang membuat diam semua orang di gardu itu.

Udah Selesai, Gitu Aja Kok

Humoria +62 adalah sebuah dialog kritik yang ditujukan untuk para penguasa dan juga netizen budiman. 

"Karena yang diatas sering salah, dan yang dibawah belum tentu selalu benar"

"Karena yang selalu memprotes belum tentu siap untuk memperbaiki"

"Sebab yang terlihat simpati belum tentu empati"

"Sebab yang terlihat peduli belum tentu mau beraksi"

"Sebab yang yang didepan tidak selalu berniat untuk memimpin"

"Sebab yang dibelakang kadang tak mau mensyukuri"

Dialog mengandung hikmah yang bisa dijadikan bahan untuk muhasabah. Dalam cerita ini ada beberapa karakter. 

Sunan adalah pemuda miskin namun bijak, ia hidup  membaur dengan warga komplek +62 yang berisi aktivis, pejabat, seniman, olahragawan, aparat dan lainya. 

Salam :)

Posting Komentar untuk "Humoria +62 #2 MAHSYURNYA NEGERI ORANG"